Senin, 25 November 2019

Aeung Squad is My Heroes My Inspiration

MY HEROES MY INSPIRATION



🌟Tulisan ini adalah kolaborasiku dengan Bandung Hijab Blogger🌟

Aeung Squad
Kisah ini mungkin terasa stereotip tapi bukan berarti membosankan dan mudah ditebak. Tapi sebelumnya biar ku kenalkan dulu siapa The Aeung Squad ini.

Jadi Aeung adalah sebutan/panggilan sayang untuk Mamah dari cucu-cucunya. Asal mulanya adalah "Mamah Ageung" tapi karena kedua cucunya ini masih balita kala itu dan gak bisa mengucapkan panggilan "Ageung" yang terdengar adalah "Aeung" yang justru kini terdengar anti mainstream dan menjadi sebuah signature name.

Karena Ibu negara alias Mamah adalah komando tertinggi di rumah, dan semua meyakini setiap perkataannya adalah mutlak. Ngalir begitu aja kami anak-anak dan cucunya menyebut keluarga ini dengan sebutan Aeung Squad.

Heroes or Inspirator aren't the greatest human on far away. Tak mesti melihat yang jauh dan tinggi di depan untuk menemukan seorang yang begitu menginspirasi dan membawa perubahan baik di hidup kita. Karena setiap orang yang berada di samping kita pasti menginspirasi bahkan menjadi pahlawan di hidup kita jikka kita mensyukurinya.

For me  my family is my heroes and my inspiration. They're best healer whom i was having ever. Yaa.. bagiku keluarga adalah jawaban terbaik siapa pahlawan dan inspirasiku. Mereka pahlawan yang punya kekuatan super selalu ada saat aku dalam situasi sepelik apapun. Mereka adalah penyembuh terbaik untuk semua luka yang pernah aku alami. Dan mereka adalah penyemangat terloyal untuk bangkit dan melawan keterbatasan dan keadaan.



Ayahku adalah jawanis tulen, seorang putra petani tembakau di  sebuah desa yang indah di selatan kaki gunung merapi. Hidup di tengah keluarga tinggi toleransi dengan adat dan agama yang berbeda-beda. Hindu, katholik dan protestan. Sementara ibuku sundanis asli, anak seorang juragan pabrik kerupuk yang kaki-kaki pabriknya ada di berbagai kota seperti Ciamis, Ambarawa, Klaten dan Demak. Keduanya dijodohkan oleh Allah SWT dengan liku kisah cinta Galih dan Ratna pada zamannya. Ayah ibuku memutuskan tinggal di Bandung. Hidup sederhana dan dikaruniai 2 orang putra dan 2 orang putri.

Bukan Jeruk  Manis
Bukan jeruk yang sejak bibit telah manis. Keluargaku adalah jeruk asam yang berhasil melewati banyak musim; hujan, panas, badai, pelangi. Mampu mempertahankan diri dari segala hama ujian. Hingga akhirnya menjadi manis pada waktunya.
Juga bukan the Avengers team yang punya kekuatan super. Hanya keluarga sederhana yang punya mimpi besar dan bekerja keras mewujudkannya.
Perjalanan hidup memberi warna cerita di kisah ini. Meski kakek dari ibu hidup berkecukupan, kami tetap diajarkan berjuang diatas kaki sendiri. Tidak melulu menguntit milik orangtua. Ayahku seorang pekerja keras, waktunya habis untuk bekerja. Tersisa 4 jam dalam sehari, tanpa sisa 7 hari dalam seminggu. Dia pantang mengeluh. Tak pernah menyerah. Meski begitu tak banyak yang mengerti artinya bekerja keras. Banyak orang tetap memandang aku dan keluarga sebelah mata. Nyatanya sebagian besar orang masih memandang harta sebagai nilai strata seseorang. Hidup sederhana yang dijalani berlaku anomali dengan kemauan dan ambisi kami mencapai pendidikan tinggi. Mewujudkan masa depan yang lebih baik, dan membuktikan pada mereka yang mengecilkan tingkatan sosial seseorang karena hartanya dan gaya hidupnya.

Ibuku tak pernah jauh dari Allah SWT. Aki Haji yang disegani di kampung halaman sana, telah menanamkan dengan kuat nilai tauhid di hati dan kehidupan ibuku. Pendidikan agama yang kuat juga diturunkan pada aku dan ketiga adikku. Metode konvensionalnya masih digunakan, tapi itu begitu membekas di hati kami. Sehingga sesulit apapun cobaan dan ujian hidup, Allah tidak pernah lepas dalam hidup kami. Doa tulus dan terbaik ibuku yang selalu sujud di penghujung malam untuk anak-anaknya lambat laun menemui cahaya terang. Keempat anaknya berhasil menyelesaikkan pendidikan dengan baik dan benar. Karena untuk mereka baik saja tak cukup harus dengan benar.
Kedua anaknya bahkan telah wisuda S2 di dua Univesitas negeri terbaik di kota Bandung. Dan yang lainnya di universitas swasta terbaik dan terpopuler di Bandung.
Sejak SD kami tak pernah terlewat dari prestasi. Bukan sensasi. Bahkan ketiga anaknya berhasil menyelesaikan sekolah di SMA terbaik di kota Bandung dengan biaya fantastis. Semua berkat prestasi akademik anak-anaknya.

Bagi orang tuaku, meninggalkan warisan harta tak akan menjamin anak-anaknya hidup bahagia. Sepenuh hati mereka bekerja keras dan mengurus kami demi membekali pendidikan tinggi dan pendidikan agama yang kuat pada anak-anaknya.
Kini dua orang cucu juga memberi warna baru di hidup mereka. Tak pernah sepi di rumah. Meski keempat anaknya sibuk dengan kegiatan masing-masing ada dua krucil yang tak pernah membuat rumah sepi. Mihammad Adskhaan Alfarizi dan Sheinafia Aysel Zehra. Mereka adalah matahari yang selalu memvuat rumah hangat dan ceria.

Their existence always support and make me sure stay doing well on the track.
Aku pernah benar-benar merasa di bawah, terintimidasi keadaan. Disaat terburuk dalam hidupku keluarga hadir. Membantuku bangkit dan kembali meneruskan mimpi-mimpi yang hampir terhapus kesedihan.

Mamah, Papah, young sista, young brothers, and my beloved son&daughter 💙

Karena kami pernah berada di bawah. Kami tak pernah berani memandang siapapun sebelah mata. Karena siapapun mereka, bahkan yang terlihat buruk hari ini bisa indah di masa depan saat mereka bekerja keras dan tak melepas Tuhan dalam hidupnya.
Nilai hidup dari keluargaku, kesayanganku.



My Family Squad is My Heroes and My Inspiration.

#bandunghijabblogger
#collabwithbhb
#myheroesmyinspiration

Rafahlevi -November -Bandung

Jumat, 22 November 2019

99 NAMA CINTA

REVIEW 99 NAMA CINTA

Sinopsis

Thalia (Acha Septriasa) merasa bersalah pada Kiblat (Deva Mahendra) yang berusaha memenuhi manah almarhum ayah Thalia untuk mengajarkannya tentang agama. Kedatangannya ke pondok pesantren di Kediri justru membuat program yang di produseri Thalia digantikan Chandra (Susan Sameh).
Meski Thalia dan  Chandra begitu akrab saat kecil, tapi saat kembali bertemu keduanya canggung. Alur romansa cinta keduanya menimbulkan intrik-intrik kecil karena sifat keduanya yang sangat bertolak belakang.

Sebagai seorang carier woman Thalia sangat refresif, ambisius dan taktis. Sementara Kiblat yang anak kiyai justru kalem dan bijaksana.
Keadaan membuat Thalia belajar, ia sadar jatuh cinta dan sulit menolak. Namun lagi-lagi pekerjaan membuat mereka tak satu suara.



Review

Film dengan genre romance religi terasa kental nuansa pop ini menjadi comebacknya seorang Acha Septriasa. Penampilannya di film 99 Nama Cinta ini begitu manis dan mengobati kerinduan para penikmat film tanah air.

Romansa cinta dua dunia antara Kiblat dan Thalia yang stereotip tetap mampu mengulik rasa gereget penonton lewat tarik ulur gengsi dan rindu yg ditawarkan keduanya.

Sentuhan religi yang ringan namun sarat nilai moral dan pesan religius disampaikan dengan luwes.  Meski Ringan, modern, dan refresentatif namun ilmu 99 nama Tuhan tetap di tidak menggurui yang berpotensi menimbulkan pro dan kontra.

Sebagai penulis, Garin Nugroho sepertinya memang berusaha memberikan sentuhan religi ini bukan sekedar tempelan namun benang merah yang membingkai kisah cinta dua dunia Kiblat dan Thalia.
Namanya saja sudah menegaskan karakter keduanya yang saling bertolak belakang. Thalia yang ambisius pada pekerjaan, sering kali mengabaikan bahwa Tuhan bekerja dengan caranya.

Tanpa disadari kehadiran Kiblat memberi perubahan pada kesalahannya merepresentaifkan ilmu agama selama ini. Karena meski Thalia seorang ambisius dan refresif dia perempuan yang selalu jijur pada hati dan pemikiran kritisnya.

Film yang dibintangi oleh nama-nama besar seperti Acha Setriasa Deva Mahendra Susan Sameh Adinda Thomas dan Ira Wibowo ini mengambil leboh banyak visual dalam ruangan selaras demgan
Latar dan setting mengambil lebih banyak situasi konflik dalam diri Thalia demgan background pekerjaan Thalia sebagai produser.

Alur berjalan tanpa twist berlebihan. Film ini memang tak trrlalu banyak konflik. Semua berpusat pada Thalia. Sehingga film ini terbilamg film religi palkng pop dari yang petnah ada.




Rafahlevi- November 2019- Bandung


Kamis, 21 November 2019

WARDAH BEAUTY X BANDUNG HIJAB BLOGGER

WARDAH X BANDUNG HIJAB BLOGGER



Akhir pekan kemarin Bandung Hijab Blogger hadir memenuhi undangan Wardah Beauty Cosmetics dalam event Talk Show dan Beauty Class dengan beauty influencer Fathi NRM sekaligus launching member terbaru Wardah Beauty yaitu Wardah Colorfit Velvet Matte Lip Mousse.

Bertempat di Please Please Please Cafe Progo, (Ig Official) event berlansung dari jam 12.30 hingga 17.00
Dipandu MC sesi talk show  berlangsung hangat dan inspiratif. Sebagai beuty influencer Fathi menyampaikan materi yang ringan namun valuable. Selain itu juga ia memberikan tips dan triknya menjadi seorang beuaty influencer serta kebutuhan konten yang perlu konsisten dibuat.

Di even ini juga Wardah Lipsycnh challenge mengajak para undangan untuk berani menyanyikaan theme song Wardah secara lipsynch dengan menggunakan Wardah Coolorfit Velvet Matte Lip Mouse sebagai mikorofon. Hadiah yang di sediakan tak main-main, ada Iphone11, insta minix 9 dan 3 beauty hampers by Wardah. Cewek-cewek kece ini pun  antusias mengikutinya.



Acara kemudian break untuk jamuan makan siang. Dengan tiga pilihan menu majn course yang menggugah selera. Serta kesempatan untuk mengambil beberapa stok selfie para peserta talkshow. Please Please Please Cafe cukup memanjakan para perempuan cantik hobi selfi di tempat yang instagramable tersebut.

Dekorasi menawan dengan sentuhan warna pink fucshia yang hangat juga tempat yang charming membuat suasana acara berlangsung sempurna. menambah kesan istimewa para perempuan muda Bandung yang terpilih hadir ini merasakan metime super seru dan berkualitas.


Wardah Colorfit Velvet Matte Lip Mousse

Menjadi member baru brand muslimah terbesar di Indonesia, Wardah Colorfit Velvet Matte Lip Mousse hadir dalam 8 shade wearable yang wajib dimiliki perempuan Indonesia.
Kedelapan warna indahnya adalah favorit semua perempuan. Memaksa siapapun menyempurnakan dan tampil tak biasabiasa. Memastikan penampilan kita memancarkan kebahagiaan dan rasa percaya diri.



1. Brown Dreamer
2. Orange Joyful
3. Rose Ballerina
4. Pink Sweetheart
5. Artisan Mauve
6. Fuschia Lover
7. Red Pioneer
8. Brown Creator

Wardah telah menyempurnakan formulanya dengan menghadirkan Lip Mousse dengan tekstur powder yang membuat warna menyatu manis di setiap sapuannya. Tidak lengket, tidak pecah dan No transfer.

Selain tahan lama Wardah Colorfit Velvet Matte Lip Mousse ini juga nyaman diaplikasikan sepanjang hari. Karena kenyamanan adalah mutlak.
Tampilan packaging luxury dan elegan.
Wardah Velvet Matte Lip Mousse ini wajib ada di beauty pouch para perempuan cantik Indoneaia yang selalu positif, produktif dan bahagia.



Yuk koleksi semua warna cantikmu. Karena kenyamanan saat bersamanya membuatmu bahagia.

Rafahlevi - November 2019- Bandung

Rabu, 20 November 2019

RUMAH KENTANG : THE BEGINING

Review Rumah Kentang : the Begining 


Teror horor di masa lalu berlanjut ketika Adrian (Christian Sugiono, Sofie (Luna Maya) dan ketiga anak mereka Nina (Nicole Rossi), Nala (Davina Karamoy), dan Bayu (Rayhan Vandennoort) serta Uwak (Jajang C. Noer) kembali dan tinggal di rumah masa kecil Sofie. Sebuah rumah besar dengan hamparan ladang kentang yang luas dan sebuah gudang dengan kuali raksasa yang misterius.

Satu persatu penghuni rumah mengalami kejadian menyeramkan. Arwah anak tumbal di masa lalu menginginkan kematian yang sama. Sebuah perjanjian sulit kemudian memberi harapan untuk bisa selamat.



Mengambil setting sekitar tahun 1958 dan bergerak 25 tahun kemudian Runah Kentang:the Begining bukan sekedar film yang menjanjikan efek suara yang memekakan telinga atau visual menyeramkan yang membuat penonton berteriak histeris.Visualisasi yang indah dari eksplorasi keindahan ladang kentang yang luas dan sekitarnya membuat film ini tak kering sinematografi. Yang menarik justru film ini mengikat horor klasik dengan sentuhan drama yang lumayan menggerus emosionalitas.

Sebagai film yang berlabel based on urban legend film Rumah Kentang : the Begining memang menawarkan korelasi lain dari alur yang disajikan. Tak melulu menghajar penonton dengan kengerian dan efek suara yang membuat telinga sakit. Namun juga rasa dan gereget penonton yang diolah maksimal oleh sang Sutradara Rizal Mantovani. Bahkan secara subyektif, menikmati film ini terselip scene yang memantik tawa. Tentu ini adalah reaksi lain yang tak lepas dari gestur karakter dukun Dadang yang diperankan aktor kawakan Epy  Kusnandar.

Lebih dari itu kekuatan drama dan sedikit bumbu komedi justru membuat film ini menjadi berdinamika. Tak melulu menciptakan ketegangan sejak menit awal hingga akhir, namun menaik turunkan emosi penonton dan itu yg menarik.

Sementara latar dan setting waktu yang diangkat justru terasa sedikit mengganjal. Meskipun tetap tak membuat film ini menjadi cacat karya. Rasanya untuk film dengan situasi selawas itu beberapa detail terlewat dan menjadi kontradiksi pada situasi yang diinginkan.

Semisal dialog Adrian dan Sofie yang formal menggambarkan gaya basa pada zamannya tidak konsisten pada dialog milik karakter-karakter yang lainnya. Meskipun pada detail visual yang lain seperti pakaian anak2, mobil bahkan koper berhasil menunjukan masa itu .


Film ini juga mengukuhkan kualitas akting  @lunamaya sebagai ratu horor jaman now Indonesia. Tersedak kentang dan seringai misterius "yukk main"nya membuatku tak bisa berkata-kata. Itu keren sekali.

Yang menjadi perhatian lain adalah ending. Ekspektasi twist ending benar-benar ‘ambyar’ dan logisme berbenturan ketika nafas Nina kembali tersengal. Rasanya akan lebih dipahami andai Nina diasumsikan sebagai korban yg terlanjur tak selamat. Meski begitu ending Rumah Kentang the Begining masih terbilang rapi, dengan terselesaikannya semua alur. Ini pulalah yg kemudian membuat sorak riuh penonton yg puas diakhir pemutaran.
Secara keseluruhan.


Sabtu, 16 November 2019

BIKE BOYZ

Review BIKE BOYZ Film

BIKE BOYZ film terbaru karya Aris Nugraha sang penulis dan sutradara film Preman Pensiun. Melihat list cast barangkali akan ada pertanyaan tentang nama- nama besar aktor Indonesia. Film ini terbilang cukup berani karena hampir kesemua cast adalah wajah baru. Dimana aktor Epi Kusnandar didapuk sebagai coach acting kesemua cast. Sementara banyak film satu suara menilai nama besar cast sedikit banyak menarik jumlah penonton. BIKE BOYZ gambling mendobrak stigma tersebut.

Seperti beberapa karya Aris Nugraha lainnya, Bike Boyz juga mendapatkan sentuhan khas berupa tek tokan dialog antara adegan satu dengan yang lain yang dirangkai saling bersahutan. Sampai disini cukup sepakat bila sepertinya Aris Nugraha masih terjebak dalam bentuk sinemasi yang sama, pengulangan dan tak ada inovasi  baru. Beberapa istilah daerah (Sunda) hampir sering digunakan dalam dialog. Dimafhum karena Bike Boyz memiliki latar setting Bandung. Ini pula yang membuat Bike Boyz memiliki cita rasa yang hampir sama seperti film Kabayan atau Preman Pensiun yang juga diproduksi oleh Starvision Plus.



Meski demikian ini seperti memberikan spot segmentasi tertentu pada penikmat film yang riskan ketika film BIKE BOYZ ini diputar di luar daerah asalnya.

Alur cerita sebenarnya sangat pendek. Berkisah tentang Lilis (Alice Manza) yang ingin mencari suaminya, bertemu dengan Agus (Aep Bancet) secara tak sengaja yang merupakan anak vespa.
Rasa solidaritas yang tinggi, membuat Agus membantu mencarikan suami Lilis. Seiring pencarian konflik bermunculan. Sindikat pencurian sepeda elit memaksa Agus dan Marwan (Gariz Luiz) terlibat pertikaian. Agus kehilangan motornya, bahkan baku hantam dengan geng motor brutalpun disajikan. Sementara kisah romansa nanggung antara Agus dan Lilis di genapkan oleh usaha pedekate member komunitas vespa lainnya. Sisi solidaritas anak motor memang digerus kuat oleh sang director. Semua konflik dimunculkan berdasarkan solidaritas yang tinggi.



Beberapa jokes rasanya kurang masuk. Alhasil hanya satu dua jokes yang mampu memantik gelak tawa. Ini yang membuat Bike Boyz lain dengan Preman Pensiun yang telah mellekat dalam ingatan penggemarnya. Pun dengan pengulangan dialog yang lebih dari 10 kali diulang Dedi di Cimindi atau Heru ke Cibiru sangat menjenuhkan. Terlalu panhjangnya dialog pada scene tertentu antara tokoh yang sama juga cukup membuat 'pegel'.

Ironi dengan Sinematografi yang disajikan oleh BIKE BOYZ terasa fresh dan iconic. Mengambil latar kekinian di sebuah kota besar Bandung. Aris Nugraha berhasil mengeksplor keindahan kota Bandung dengan apik dan elegan. Atraksi kejar-kejaran yang epic memberikan sensasi menonton yang lain menuju ending film. Sayang tak ada twist yang dihadirkan. Bahkan ending film ini terkesan ‘pasrah’ minim ide. Hal ini seolah sengaja dibuat menggantung lagi-lagi seperti karya lain sang maker film.

Menjadi pertanyaan menggelitik  apakah mungkin ini adalah kisi-kisi adanya sekuel BIKE BOYZ 2???


Rafahlevi. November. Bandung

Selasa, 12 November 2019

WJF 2019 for 74BAR JUARA


WJF 2019 for 74BAR JUARA
Beberapa waktu lalu aku menyempatkan diri datang ke eventnya pemprof Jabar yang keren banget. West Java Festival adalah bagian dari rangkaian acara dalam rangka memperingati hari jadi Jabar yang ke -74. West Java Festival 2019 dihelat atas kerjasama beberapa kementrian. Berlangsung dengan sangat meriah dengan durasi cukup panjang yaitu sekitar 3 hari 3 malam.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud Jabar) Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan Jabar) serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar (Dinastph Jabar) disokong juga oleh stakeholder terkait seperti Badan Pendapatan Daerah Jawa Barat (Bapenda Jabar) , UMKM Jabar dan beberapa instansi terkait lainnya berhasil menghadirkan event yang cukup menarik di awal November ini.
Bertempat di jalan Diponegoro Bandung, area Gedung Sate dan selasaran Lapang Gasibu Bandung, perhelatan acara terfokuskan atas tiga area utama, sisi kanan gedung sate sebagai area Internasional, sisi kiri gedung sate disebut Area Nusantara dan panggung utama di depan gedung sate persis samping pintu masuk event WJF berlangsung.

Jabar lautan kopi, Surga Buah-Sayur dan Juaranya Makan Ikan.

Untuk memasuki WJF 2019 pengunjung diharuskan menunjukkan bukti e ticket yang telah dipesan sebelumnya via Web resmi dari penyelenggara West Java Festival. Kemudia barcode akan discan dan pengunjungpun dibebaskan menikmati seluruh sajian selama acar berlangsung.
Membuka ketakjuban pada kekayaan Jabar di WJF 2019 adalah tagline : Jabar Lautan Kopi dia area pembukaan sejauh kurang lebih 300meter. Dimana disini segala jenis kopi dari seluruh penjuru Jawa Barat ditampilkan dan dipersilahkan untuk dicicipi secara cuma-cuma. Bagi para penggemar kopi, spot ini merupakan surga yang tak terbantahkan. Ratusan jenis kopi dari seluruh wilayah Jawa Barat.

Melewati area pertama Jabar lautan Kopi, maka pengunjung akan sampai di depan pintu utama Gedung sate. Pengunjungpun dipersilahkan untuk sekedar berjalan-jalan atau sekedar mengambil foto untuk diupdate di media sosial.
Disinilah banner ikon mama iki bisa pengunjung temukan. Banner ikon karakter tersebut bisa kita jadikan pilihan untuk selfie karena official instagran WJF pun mengadakan sayembara unik dengan cara menemukan mama iki.


Ke sebelah kanan dua buah janur kuning melengkung indah didepan gapura tradisional yang menandakan kita sedang memasuki area nusantara. Di area ini dinas perkebunan dan kehutanan memnajakan pengunjung dengan spot foto paling epic dan instagramable. Bahkan di area ini pengunjung dapat mencicipi berbagai kuliner yg diolah dari semua hasil bumi di Jabar.
Yang paling menyenangkan dan membuat sumringah adalah tak ada kata cerita perut keroncongan dan dahaga tersiksa di area ini. Tersedia refuse water yang aduhai nikmatnya. Campuran dari 7 macam buah dan 4 sayuran. Sesuai dengan tema 74 tahun Jawa Barat Juara. Minuman ini sengaja disajikan gratis untuk para pengunjung stand. Selain refused water ada juga rujak tumbuk dan karedok yang segar serta berbagai dessert dari lebih kurang 7400 varietas buah dan sayur hasil bumi tanah Jawa Barat.


Sementara di area internasional ada kampung arab yang difokuskan untuk pameran seluruh umkm yang bergerak di Jawa Barat. Salah satu yang menarik perhatian adalah stand pameran pernak pernik yang ciamik yang dihasilkan dari limbah gerabah yang merupakn kreatifitas umkm purwakarta.
Lalu ada pula kampung Belanda dimana area ini diperuntukkan sebagai the campaign area untuk dinas perikanan dan kelautan untuk menggalakan imbauan  makan ikan. Disini juga pengunjing bisa mendapat ikan bakar gratis dengan menukarkan e ticket yang telah dibeli sebelumnya di web resmi WJF 2019 hari sebelumnya.
Banyak banget spot selfie seru lainnya di internasional area seperti kampung jepang yang memberikan kesan manis dengan dekorasi sakura dan gapura merahnya lengkap dengan suasana peserta berbusana kimono.
Tak lupa berfoto selfie di urban area yg uwuw banget pokonya demi feed instagram  agar semakin hits.
Meskipun diguyur hujan amat deras di hari pertama tapi keseruan acara tak berhenti disana.

Di gelarannya WJF 2019 kkali ini spekta karena hadir tiga panggung yang siap menghibur dengan berbagai performance kece. Di area international maupun di area nusantara. Sementara panggung utama berdiri kokoh di jalan Diponegoro dan menghadirkan keseruan luar biasa dengan hadirnya artis-artis ternama. Menuju malam memang panggung utama adalah mmagnet paling menyedot perhatian warga Bandung. Gigi band, Isyana Sarassati, Dewidee dan masih banyak lagi.
Secara subyektif aku menilai WJF 2019 menjadi even destinasi yang menyenangkan menuju akhir tahun.

Rafahlevi www.instagram.com/rafahlevi